.

Warnet (bukan) Kambing Hitam

Warnet harus ditempatkan sebagai pihak yang menunjang kemajuan pendidikan, bukan sebagai kambing hitam yang harus ditertibkan. Siswa juga dimintai pendapatnya agar mereka terlatih bertanggung jawab dimanapun layanan internet bisa didapatkan.

Kelakuan remaja memang seringkali menimbulkan keresahan banyak pihak. Mulai dari orang tua dan keluarganya, guru, jajaran pemerintahan sampai kaum alim ulama harus bekerja ektra keras menanggulangi kenakalan mereka.

Mencermati pemberitaan beberapa hari yang lalu, dikabarkan melalui media serambi indonesia. Terjadi keresahan masyarakat yang disampaikan melalui kearifan HUDA (Himpunan Ulama Daya Aceh) meminta kepada pemerintah agar mengambil sikap tegas untuk menertibkan warnet dari pelajar saat jam-jam aktif pelajaran di sekolah (serambi, 22 & 23 Januari 2011).

Permintaan tersebut direspon baik oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh melarang warnet melayani pelajar pada saat jam belajar sedang berlangsung. Tak hanya itu, para orangtua siswa dan guru harus bahu membahu untuk meningkatkan pengawasan agar tak ada pelajar yang keluar masuk sekolah pada jam-jam aktif belajar mengajar.

Problematika ini tidak hanya terjadi di Banda Aceh saja. Sebut saja Lhokseumawe, Pidie Jaya, Langsa, Gayo Lues, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Aceh Singkil dan Aceh Barat, dikabarkan pernah mengalami permasalahan yang sama dan diberitakan melalui media serambi selama kurun waktu 2009 – 2010.

Nampaknya masalah ini akan terus membebani masyarakat dan menyita energi besar semua pihak terkait pendidikan karena pertambahan 277 warnet murah dari Departemen Komunikasi dan Informatika. Depkominfo sudah membuka 260 di setiap kecamatan di Aceh (Serambi, 18 Desember 2010).

Sekarang marilah kita berhitung jumlah siswa yang mangkir sekolah saat ini, lalu prediksikan setelah ada penambahan warnet baru (program depkominfo) ditambah usaha warnet dan kafe yang menyajikan layanan hotspot gratisan. Maka langkah-langkah represif pemerintah seperti razia, penertiban sampai penutupan paksa usaha warnet pastinya akan manjadi kontra produktif dan bukan solusi sederhana nan bijak.

Lalu apa solusinya?

Langkah Pertama, peta permasalahannya harus diperjelas supaya semua unsur yang berkepentingan secara langsung bisa melihat solusi terbaik. Secara prinsip, marilah kita buka buku suci dan bersepakat hanya kepada Allah saja kita memohon sebaik-baiknya solusi. Bahwa hanya karena rahmat kasih sayang Allah sajalah para alim ulama, pemerintah dan orangtua berlaku baik terhadap pengusaha warnet yang lalai dan para siswa yang mangkir sekolah. 

Padahal jika warnet dan siswa tadi diperlakukan secara keras dan kasar hati, dipastikan masalah itu akan semakin memburuk. Maka maaf dan mintakan ampun kepada Allah atas kelalaian pengusaha warnet serta kenakalan siswa sekolah, bagaimanapun adanya mereka adalah putra-putri bangsa aceh ini.

Langkah Kedua, pemerintah (provinsi atau kabupaten kota) memfasilitasi musyawarah antara semua unsur yang berkepentingan dengan perwakilan pengusaha warnet dan usaha lain yang berkaitan seperti kafe hotspot, ISP Telkomspeedy serta usaha pelayanan konten internet. Sulit dipungkiri bahwa warnet layak ditempatkan sebagai pihak yang sangat menunjang kemajuan pendidikan, bukan sebagai kambing hitam yang harus ditertibkan. 

Alangkah baiknya bila kita berpikir terobosan baru tentang peran warnet sebagai mitra sekolah. Bukankah mudah didapatkan faktanya bahwa mayoritas sekolah dari tingkatan SD sampai tingkat SLTA masih kekurangan fasilitas dan gagal menerapkan mata pelajaran teknologi informasi? Lantas faktor apa yang membuat mereka tidak bisa bekerja sama untuk mengatasinya guna meningkatkan kualitas pendidikan? Upaya ini dilindungi secara hukum, baik Undang-Undang SISDIKNAS maupun UUPA.

Cari bahan sekolah di internet

Mencari Pelajaran Sejarah Di Internet

Menulis PR Sekolah

Sedang Mencari Kata kunci untuk PR sekolah


Berita baik datang dari salah satu SMKN di Lhokseumawe. Tercatat sejumlah keberhasilan melalui berbagai unit usaha yang dikelola lembaga pendidikan tersebut. Malah sebagian dari keuntungan yang diperoleh telah dibelikan sepeda motor untuk kendaraan operasional sekolah yang dari unit usaha antara lain warnet.

Siswa juga layak dimintai pendapatnya melalui pendekatan persuasif agar mereka terlatih bertanggung jawab dimanapun layanan internet bisa didapatkan. Mereka putra-putri bangsa aceh yang memerlukan sentuhan bijaksana ala teladan Nabi Ibrahim atau Lukman dalam memperlakukan Ismail dan putra lukman. Intinya adalah memberikan mereka kesempatan untuk belajar secara terhormat, bukan sweeping, razia atau penangkapan penjahat.

Langkah Ketiga, berserah tawakkal kepada Allah atas keputusan terbaik yang sudah disepakati, mohonlah disempurnakan dan dimudahkan dalam menjalankannya. Lakukan sosialisasi agar menjadi perhatian bersama dan terhindari kesalahan komunikasi.

Belajar dari pengalaman operasi kasih sayang pada Maret 2009 di Kota Langsa, satpol PP bersama Dinas Pendidikan melakukan razia pelajar yang berada di luar sekolah saat jam belajar. Sebanyak 15 siswa salah satu SMU ditangkap ketika sedang berada dalam sebuah warnet depan sekolah. 

Walaupun siswa memprotes penangkapan tersebut karena sudah diizinkan keluar oleh guru dan satpam sekolah, namun tetap dibawa ke Dinas Pendidikan lalu dipanggi kepala sekolah dan dikembalikan lagi kepada guru pembimbing.

Alhasil, warnet tidak hanya membawa keresahan masyarakat. Bila ditangani secara benar, justru akan berdampak besar bagi kebaikan sekolah seperti yang dicontohkan salah satu SMKN di Lhohseumawe. Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal. Semoga kita termasuk di dalamnya, amien.

Penulis: Kang Ade Firmansyah
Sponsor Link

Posting Komentar

RTIK Pidie

{picture#https://4.bp.blogspot.com/-xnDCl_Y5ff8/VsXl9b7QZ1I/AAAAAAAAAnc/yIU7pF5dom0/s320/Logo%2BRTIK%2BPidie.png} Relawan TIK Pidie (Pengurus Daerah - Relawan TIK Indonesia) merupakan bagian dari Relawan TIK Indonesia dengan misi pengembangan pengetahuan dan pendampingan pemanfaatan Teknologi Komunikasi bagi masyarakat Pidie. {facebook#https://www.facebook.com/rtikpidie} {twitter#https://twitter.com/rtikpidie} {google#https://plus.google.com/+RtikpidieBlogspotIdPidie/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCK9aWVeJgR4LnAp7wILQbiA}